Sumber dan Tujuan Pendidikan yang Benar

Bookmark and Share


Pemikiran kita tentang pendidikan terlalu sempit dan dangkal. Perlu adanya suatu ruangan yang lebih luas, dan tujuan yang lebih tinggi. Pendidikan yang benar artinya lebih daripada mengejar suatu arah pelajran tertentu. Itu artinya lebih daripada persiapan untuk kehidupan yang sekarang. Itu ada kaitannya dengan segenap jiwa raga, dan mencakup sepanjang masa kemingkonan adanya manusia. Itu adalah perkembangan yang harmonis daripada kekuatan-kekuatan jasmani, pikiran dan rohani. Itu menyiapkan anak didik supaya senang bekerja di dunia ini dan lebih tinggi kesenangannya dalam pekerjaan yang lebih luas di dunia yang akan datang.

Sumber pendidikan seperti itu diungkapkan dalam kata-kata firman kudus yang menunjuk kepada Yang Mahakuasa : Dalam Dialah “tersembunyi segala harta hikmat dan pengetahuan “ (Kolose 2:3). “Dialah yang mempunyai pertimbangan dan pengertian”(Ayub 12:13).

Dunia memiliki guru-gurunya yang besar, orang-orang yang kecerdasannya luar biasa dan risetnya luas, orang-orang yang ucapannya merangsang dan membuka pikiran untuk melihat bidang-bidang pengetahuan yang maha luas; dan orang-orang ini telah dihormati sebagai pembimbing dan penyumbang bangsanya; tetapi ada Satu yang berdiri lebih tinggi daripada mereka. Kita dapat menelusuri deretan guru-guru dunia tersebut sejauh catatan manusia yang ada; tetapi terang itu berada dihadapan mereka. Sebagaimana bulan dan bintang-bintang tata surya kita bercahaya oleh pantulan sinar matahari, maka selama pengajaran mereka benar, begitulah para ahli pikir dunia ini memantulkan sinar Matahari Kebenaran. Setiap pancaran pikiran, setiap kilasan kecerdasan berasal dari Terang dunia itu.

Pada zaman ini banyak pembicaraan mengenai sifat dan pentingnya “pendidikan tinggi”. Pendidikan tinggi yang benar adalah yang diberikan oleh Dia yang memiliki “pertimbangan dan pengertian”(Ayub 12:13), “dari mulut-Nya keluarlah pengetahuan dan kepandaian”(Amsal 2:6).

Dalam pengetahuan tentang Allah semua pengetahuan sejati dan perkembangan yang benar ada sumbernya. Ke mana saja kiata beralih, dalam dunia jasmani, pikiran, atau rohani; pada apa saja yang kita lihat, terpisah dari pencemaran dosa, pengetahuan ini dinyatakan. Garis penyelidikan apapun yang kita tempuh, dengan maksud yang ikhlas untuk mencapai kebenaran, kita akan berkenalan dengan Oknum tak kelihatan, yang besar kepandaian-Nya, yang bekerja pada dan melalui semua orang. Pikiran manusia dibawa ke dalam persekutuan dengan pikiran Allah, yang fana denganyang baka. Hasil persekutuan tersebut terhadap tubuh dan pikiran serta jiwa tidaklah dapat diperkirakan.

Di dalam persekutuan inilah terdapat pendidikan tertinggi. Itu adalah metode perkembangan milik Allah sendiri. “Kenalilah Dia”(Ayub 22:21), adaldah amanat-Nya kepada umat manusia. Metode yang digariskan dalam kata-kata ini adalah metode yang diikuti dalam pendidikan nenek moyang kita. Ketik dalam kemuliaan tanpa dosa Adam yang dewasa, berada di Eden yang suci, begitulah cara Allah yang mengajar dia.

Supaya dapat memahami apa yang terkandung dalam karya pendidikan, kita perlu mempertimbangkan baik mengenai sifat manusia maupun maksud Allah mencitakannya. Kita pun perlu mempertimbangkan perubahan pada kondisi manusia melalui masuknya pengetahuan tentang kejahatan dan rencana Allah untuk tetap menggenapi maksud-Nya yang mulia dalam mendidik bangsa manusia.

Ketika Adam lahir dari tangan Pencipta, ia membawa dalam tubuh, pikiran dan rohaninya sifat yang serupa dengan Khaliknya. “Allah menciptakan manusia menurut gambar-Nya” (Kejadian 1:27), dan adalah maksud-Nya supaya semakin lama manusia hidup semakin penuh ia harus menyatakan citra ini- semakin penuh memantulkan kemuliaan Pencipta. Segenap kemampuannya dapat berkembang; kemampuan dan kekuatannya terus bertambah-tambah. Ruang jelajah yang diberikan kepada mereka sangat luas, dan lapangan riset yang terbuka bagi mereka sangat mulia…………….. (bersambung)

{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }

Posting Komentar