Olahan (Getty Images)
Jika kejutan yang Anda harapkan, terutama untuk soal juara
liganya, jangan tengok ke Spanyol. Tidak seperti Liga Primer Inggris
yang sudah mengejutkan dengan Leicester City dan Tottenham Hotspur yang
berpeluang menjadi juara, La Liga Spanyol tidak ada apa-apanya.
Tidak percaya? Jujur saja, ketika kami menulis prediksi juara dan papan atas Liga Primer lebih dari dua pekan yang lalu dengan tajuk "kejutan yang seharusnya tidak akan mengejutkan lagi", kami tidak terpikirkan sama sekali untuk menuliskan hal yang sama untuk La liga.
Saat itu, FC Barcelona sedang memimpin klasemen La Liga, mereka belum terkalahkan dalam 39 pertandingan terakhir dan mereka unggul sembilan poin dari peringkat kedua, Atlético Madrid. Jika mau melihat lebih ke bawah lagi, hanya ada Real Madrid CF yang tertinggal satu poin dari tetangganya tersebut. Sementara di peringkat keempat, perbedaan poinnya sudah sangat jauh (meskipun waktu itu secara matematis masih bisa terkejar).
Situs-situs judi di seantero dunia sudah mengeluarkan peluang 1-100 bagi Barcelona untuk mempertahankan gelar La Liga mereka. Bahkan ketika Barcelona kalah di El Clásico, orang-orang banyak menganggapnya hanya sebagai suntikan moral untuk Real Madrid dan Barça juga berniat lebih fokus di Liga Champions.
Jadi, praktis hanya tiga kesebelasan tadi yang secara realistis bisa memperebutkan gelar juara La Liga, apalagi Barça unggul jauh, sehingga ini bukan sesuatu yang mengejutkan, bukan?
Namun, lebih dari dua pekan sudah berlalu, ternyata persaingan gelar juara La Liga yang malah semakin menarik. Ternyata kekalahan Barcelona di El Clásico tersebut justru menjadi awal dari rentetan kekalahan mereka.
Tiga kekalahan beruntun mereka rasakan, termasuk tersingkir dari perempatfinal Liga Champions. Setelah dini hari tadi Barcelona dan dua pesaingnya tersebut mengalami kemenangan, poin Blaurana masih tetap sama jumlahnya dengan Atlético dan hanya unggul satu poin dari Real Madrid.
Dengan sisa empat pertandingan di La Liga, malahan sejujurnya, fakta bahwa adanya persaingan gelar juara di La Liga adalah sesuatu yang tidak bisa kita percaya.
"Oh, ya? Ada, toh, yang masih bisa juara La Liga selain Barcelona dan Real Madrid?"
Barcelona
Menjadi kesebelasan yang tidak terkalahkan dalam 39 pertandingan, memiliki trio penyerang 'MSN' yang paling mematikan di dunia, unggul jauh dari para pesaingnya di liga, dan masih disinonimkan dengan status "kesebelasan terbaik dengan permainan mendekati sempurna", adalah semua yang menjelaskan kesebelasan asal Catalan ini.
Namun setelah itu, mereka harus kalah di El Clásico yang sejujurnya tidak terlalu diratapi itu, untuk kemudian kalah lagi sebanyak empat dari enam pertandingan terakhir mereka. Di perempatfinal leg pertama Liga Champions, mereka memang berhasil menang melawan Atlético, tetapi pada akhirnya di leg kedua Atlético-lah yang menyingkirkan mereka sehingga mereka gagal untuk mempertahankan treble yang mereka raih musim lalu.
Sulit mencari alasan kenapa Barcelona bisa kalah dari Real Madrid, Real Sociedad, Atlético Madrid, dan Valencia CF, tapi kalau mau menyebutkan satu saja kemungkinannya, penurunan performa trio 'MSN' bisa menjadi salah satu pengacunya.
'MSN' yang berisikan Lionel Messi, Luis Suárez, dan Neymar, sebelumnya adalah trio yang tak terhentikan. Namun, setelah jeda internasional (mereka semua memainkan pertandingan kualifikasi Piala Dunia di zona Amerika Selatan) sampai sebelum pertandingan dini hari tadi, penampilan mereka sangat kontras.
Pada lima pertandingan yang disebutkan di atas (dua kali melawan Atlético), ketiganya hanya menyumbangkan tiga gol. Padahal jika dibandingkan dengan lima pertandingan sebelumnya lagi, ketiganya bisa menyumbangkan sampai 13 buah gol.
Rasanya 'MSN' sudah mulai kelelahan ditambah mereka juga tidak mendapatkan persaingan yang benar-benar sehat. Kami berani berpendapat, meskipun di sana ada Arda Turan, Sandro Ramírez, Munir El Haddadi, sampai Aleix Vidal, tetapi seburuk apapun performa 'MSN', trio lini depan Barcelona akan tetap berisikan Messi, Suárez, dan Neymar di setiap pertandingannya, sehingga mereka mungkin akan sedikit terlena dengan bisa berpikir, "Saya tidak perlu berlatih lebih keras, Pak Pelatih pasti akan memasang saya juga pada akhirnya." Pelatih mereka, Luis Enrique, juga punya alasannya sendiri.
Namun, dinihari tengah pekan ini semuanya berubah, Barcelona berhasil membantai tuan rumah Deportivo de La Coruña dengan skor 8-0. Trio 'MSN' kembali bersinar dengan menyumbangkan 6 gol di antaranya (empat gol Suárez dan masing-masing satu dari Messi dan Neymar). Jadi, kalau ada yang berkata jika Barcelona mengalami krisis mentalitas, krisis tersebut mungkin benar adanya. Namun, sepertinya mereka sudah ingat bagaimana caranya menjadi Barcelona lagi di laga teranyar.
Lagipula apapun yang terjadi, Barcelona saat ini sudah memiliki keunggulan head-to-head (karena La Liga mementingkan head-to-head daripada selisih gol) atas Atlético dan Real Madrid. Ini artinya, mereka masih berada di barisan terdepan untuk memperoleh gelar juara.
Kemenangan telak menghadapi Deportivo sejujurnya menjadi satu-satunya pertandingan krusial untuk Barça. Akhirnya mereka bisa sedikit lega. Selain itu, jadwal empat pertandingan mereka juga bisa dibilang sedikit lebih "ramah" dibandingkan Atlético maupun Real Madrid. Mungkin hanya derby melawan RCD Espanyol saja yang akan membuat mereka sedikit kerepotan.
Atlético Madrid
Dibandingkan dengan Barcelona dan Real Madrid, Atlético Madrid bisa dibilang merupakan kesebelasan pengacau bagi hegemoni duopoli La Liga Spanyol. Pasukan Diego Simeone ini sempat menggemparkan dunia kala membawa kesebelasannya menjuarai La Liga pada 2014.
Mereka gagal mengalahkan Barcelona di La Liga. Tapi fakta bahwa merekalah yang kembali bisa menyingkirkan Barcelona di Liga Champions membuat Atlético menjadi kesebelasan yang paling disegani di Eropa. Hal ini tentunya banyak menambah kepercayaan diri Simeone dan anak-anak asuhnya.
Kekuatan utama Atlético terletak pada permainan bertahan mereka, ditambah dengan kecepatan Antoine Griezmann dan kejeniusan Koke dalam menyerang, hal tersebut sudah menjadi kombinasi yang sangat mengesalkan untuk kesebelasan manapun saat menghadapi Atlético. Jangan lupa juga sekarang ini Fernando Torres sudah menemukan kembali ketajamannya.
Namun, mereka masih harus berlaga di semifinal Liga Champions melawan raksasa asal Jerman, FC Bayern Munich. Melihat cara bermain mereka yang sebenarnya sangat menarik tapi menguras fisik pemain-pemain mereka sendiri (bukan hanya lawan mereka tentunya), hal ini bisa menjadi bumerang bagi Simeone.
Jika Simeone tidak melakukan penyesuaian permainan di La Liga, Atlético pasti akan sangat kelelahan. Hal inilah yang bisa saja membuat mereka terpeleset. Untungnya mereka berhasil mengatasi salah satu lawan terberat mereka di La Liga dinihari tengah pekan ini. Mereka berhasil menang 1-0 di kandang Athletic Bilbao.
Real Madrid
Ketika Real Madrid kalah dari Atlético Madrid di akhir Februari, bahkan manajer Zinedine Zidane mengakui bahwa peluang kesebelasannya untuk menjadi juara La Liga sudah mulai tertutup. Kemenangan di El Clásico memang mereka rayakan, tapi perayaan tersebut lebih sekadar formalitas karena mereka berhasil mengalahkan Barcelona alih-alih karena berharap persaingan gelar juara akan terbuka lagi.
Real Madrid pastinya sadar diri karena terlalu jauh untuk mengejar Barcelona. Bahkan mengejar Atlético yang bedanya hanya satu poin saja sudah sulit. Tapi Zidane tidak akan mengira jika lebih dari dua pekan setelah El Clásico, segalanya akan berubah.
Dibandingkan dengan Barcelona, penampilan Real Madrid bisa dibilang sangat mengesankan. Mereka memenangi delapan pertandingan terakhir mereka di La Liga dan juga berhasil mencetak 30 gol serta hanya kebobolan lima kali saja. Trio penyerang mereka, 'BBC' alias Gareth Bale, Karim Benzema, dan Cristiano Ronaldo, memiliki performa yang lebih baik dibandingkan dengan trio 'MSN' untuk saat ini.
Tapi dalam empat pertandingan terakhir di La Liga, mereka masih harus bertandang sebanyak tiga kali. Secara jadwal, mereka juga memiliki lawan terberat dibanding dengan lawan-lawan Barça dan Atléti.
Tapi di balik itu semua, ada anggapan umum jika Real Madrid akan lebih memilih untuk fokus di Liga Champions dan merajai Eropa saja. Mereka mendapatkan Manchester City sebagai lawan mereka di semifinal. Toh, apapun yang terjadi, juara maupun tidak juara La Liga, Real Madrid sepertinya akan tetap lolos ke Liga Champions musim depan.
Prediksi
Keterangan prediksi: Hijau - menang; Kuning - imbang; Merah - kalah
Pertandingan dinihari tengah pekan ini sangat berpengaruh untuk persaingan gelar juara La Liga Spanyol. Yang terjadi adalah sesuai prediksi, ketiganya berhasil memenangkan seluruh pertandingan krusial tersebut.
Sekarang, bahkan peringkat keempat yang diisi oleh Villareal sudah terlalu jauh untuk mengejar ketiga kesebelasan di atas. Secara matematis, hanya Barcelona, Atlético, dan Real Madrid yang masih bisa menjadi juara, karena Villareal sudah ketinggalan 18 poin.
Sejujurnya Barcelona akan menjadi kesebelasan yang paling difavoritkan juara. Selain melihat calon lawan-lawan mereka di depan, Barça juga tidak memiliki distraksi di Liga Champions seperti yang Atlético dan Real Madrid miliki. Hal ini sangat berpengaruh untuk fisik mereka. Luis Enrique pastinya sudah paham betul akan hal ini, sehingga mereka akan fokus 100% di La Liga.
Tidak percaya? Jujur saja, ketika kami menulis prediksi juara dan papan atas Liga Primer lebih dari dua pekan yang lalu dengan tajuk "kejutan yang seharusnya tidak akan mengejutkan lagi", kami tidak terpikirkan sama sekali untuk menuliskan hal yang sama untuk La liga.
Saat itu, FC Barcelona sedang memimpin klasemen La Liga, mereka belum terkalahkan dalam 39 pertandingan terakhir dan mereka unggul sembilan poin dari peringkat kedua, Atlético Madrid. Jika mau melihat lebih ke bawah lagi, hanya ada Real Madrid CF yang tertinggal satu poin dari tetangganya tersebut. Sementara di peringkat keempat, perbedaan poinnya sudah sangat jauh (meskipun waktu itu secara matematis masih bisa terkejar).
Situs-situs judi di seantero dunia sudah mengeluarkan peluang 1-100 bagi Barcelona untuk mempertahankan gelar La Liga mereka. Bahkan ketika Barcelona kalah di El Clásico, orang-orang banyak menganggapnya hanya sebagai suntikan moral untuk Real Madrid dan Barça juga berniat lebih fokus di Liga Champions.
Jadi, praktis hanya tiga kesebelasan tadi yang secara realistis bisa memperebutkan gelar juara La Liga, apalagi Barça unggul jauh, sehingga ini bukan sesuatu yang mengejutkan, bukan?
Namun, lebih dari dua pekan sudah berlalu, ternyata persaingan gelar juara La Liga yang malah semakin menarik. Ternyata kekalahan Barcelona di El Clásico tersebut justru menjadi awal dari rentetan kekalahan mereka.
Tiga kekalahan beruntun mereka rasakan, termasuk tersingkir dari perempatfinal Liga Champions. Setelah dini hari tadi Barcelona dan dua pesaingnya tersebut mengalami kemenangan, poin Blaurana masih tetap sama jumlahnya dengan Atlético dan hanya unggul satu poin dari Real Madrid.
Dengan sisa empat pertandingan di La Liga, malahan sejujurnya, fakta bahwa adanya persaingan gelar juara di La Liga adalah sesuatu yang tidak bisa kita percaya.
"Oh, ya? Ada, toh, yang masih bisa juara La Liga selain Barcelona dan Real Madrid?"
Barcelona
Menjadi kesebelasan yang tidak terkalahkan dalam 39 pertandingan, memiliki trio penyerang 'MSN' yang paling mematikan di dunia, unggul jauh dari para pesaingnya di liga, dan masih disinonimkan dengan status "kesebelasan terbaik dengan permainan mendekati sempurna", adalah semua yang menjelaskan kesebelasan asal Catalan ini.
Namun setelah itu, mereka harus kalah di El Clásico yang sejujurnya tidak terlalu diratapi itu, untuk kemudian kalah lagi sebanyak empat dari enam pertandingan terakhir mereka. Di perempatfinal leg pertama Liga Champions, mereka memang berhasil menang melawan Atlético, tetapi pada akhirnya di leg kedua Atlético-lah yang menyingkirkan mereka sehingga mereka gagal untuk mempertahankan treble yang mereka raih musim lalu.
Sulit mencari alasan kenapa Barcelona bisa kalah dari Real Madrid, Real Sociedad, Atlético Madrid, dan Valencia CF, tapi kalau mau menyebutkan satu saja kemungkinannya, penurunan performa trio 'MSN' bisa menjadi salah satu pengacunya.
'MSN' yang berisikan Lionel Messi, Luis Suárez, dan Neymar, sebelumnya adalah trio yang tak terhentikan. Namun, setelah jeda internasional (mereka semua memainkan pertandingan kualifikasi Piala Dunia di zona Amerika Selatan) sampai sebelum pertandingan dini hari tadi, penampilan mereka sangat kontras.
Pada lima pertandingan yang disebutkan di atas (dua kali melawan Atlético), ketiganya hanya menyumbangkan tiga gol. Padahal jika dibandingkan dengan lima pertandingan sebelumnya lagi, ketiganya bisa menyumbangkan sampai 13 buah gol.
Rasanya 'MSN' sudah mulai kelelahan ditambah mereka juga tidak mendapatkan persaingan yang benar-benar sehat. Kami berani berpendapat, meskipun di sana ada Arda Turan, Sandro Ramírez, Munir El Haddadi, sampai Aleix Vidal, tetapi seburuk apapun performa 'MSN', trio lini depan Barcelona akan tetap berisikan Messi, Suárez, dan Neymar di setiap pertandingannya, sehingga mereka mungkin akan sedikit terlena dengan bisa berpikir, "Saya tidak perlu berlatih lebih keras, Pak Pelatih pasti akan memasang saya juga pada akhirnya." Pelatih mereka, Luis Enrique, juga punya alasannya sendiri.
Namun, dinihari tengah pekan ini semuanya berubah, Barcelona berhasil membantai tuan rumah Deportivo de La Coruña dengan skor 8-0. Trio 'MSN' kembali bersinar dengan menyumbangkan 6 gol di antaranya (empat gol Suárez dan masing-masing satu dari Messi dan Neymar). Jadi, kalau ada yang berkata jika Barcelona mengalami krisis mentalitas, krisis tersebut mungkin benar adanya. Namun, sepertinya mereka sudah ingat bagaimana caranya menjadi Barcelona lagi di laga teranyar.
Lagipula apapun yang terjadi, Barcelona saat ini sudah memiliki keunggulan head-to-head (karena La Liga mementingkan head-to-head daripada selisih gol) atas Atlético dan Real Madrid. Ini artinya, mereka masih berada di barisan terdepan untuk memperoleh gelar juara.
Kemenangan telak menghadapi Deportivo sejujurnya menjadi satu-satunya pertandingan krusial untuk Barça. Akhirnya mereka bisa sedikit lega. Selain itu, jadwal empat pertandingan mereka juga bisa dibilang sedikit lebih "ramah" dibandingkan Atlético maupun Real Madrid. Mungkin hanya derby melawan RCD Espanyol saja yang akan membuat mereka sedikit kerepotan.
Atlético Madrid
Dibandingkan dengan Barcelona dan Real Madrid, Atlético Madrid bisa dibilang merupakan kesebelasan pengacau bagi hegemoni duopoli La Liga Spanyol. Pasukan Diego Simeone ini sempat menggemparkan dunia kala membawa kesebelasannya menjuarai La Liga pada 2014.
Mereka gagal mengalahkan Barcelona di La Liga. Tapi fakta bahwa merekalah yang kembali bisa menyingkirkan Barcelona di Liga Champions membuat Atlético menjadi kesebelasan yang paling disegani di Eropa. Hal ini tentunya banyak menambah kepercayaan diri Simeone dan anak-anak asuhnya.
Kekuatan utama Atlético terletak pada permainan bertahan mereka, ditambah dengan kecepatan Antoine Griezmann dan kejeniusan Koke dalam menyerang, hal tersebut sudah menjadi kombinasi yang sangat mengesalkan untuk kesebelasan manapun saat menghadapi Atlético. Jangan lupa juga sekarang ini Fernando Torres sudah menemukan kembali ketajamannya.
Namun, mereka masih harus berlaga di semifinal Liga Champions melawan raksasa asal Jerman, FC Bayern Munich. Melihat cara bermain mereka yang sebenarnya sangat menarik tapi menguras fisik pemain-pemain mereka sendiri (bukan hanya lawan mereka tentunya), hal ini bisa menjadi bumerang bagi Simeone.
Jika Simeone tidak melakukan penyesuaian permainan di La Liga, Atlético pasti akan sangat kelelahan. Hal inilah yang bisa saja membuat mereka terpeleset. Untungnya mereka berhasil mengatasi salah satu lawan terberat mereka di La Liga dinihari tengah pekan ini. Mereka berhasil menang 1-0 di kandang Athletic Bilbao.
Real Madrid
Ketika Real Madrid kalah dari Atlético Madrid di akhir Februari, bahkan manajer Zinedine Zidane mengakui bahwa peluang kesebelasannya untuk menjadi juara La Liga sudah mulai tertutup. Kemenangan di El Clásico memang mereka rayakan, tapi perayaan tersebut lebih sekadar formalitas karena mereka berhasil mengalahkan Barcelona alih-alih karena berharap persaingan gelar juara akan terbuka lagi.
Real Madrid pastinya sadar diri karena terlalu jauh untuk mengejar Barcelona. Bahkan mengejar Atlético yang bedanya hanya satu poin saja sudah sulit. Tapi Zidane tidak akan mengira jika lebih dari dua pekan setelah El Clásico, segalanya akan berubah.
Dibandingkan dengan Barcelona, penampilan Real Madrid bisa dibilang sangat mengesankan. Mereka memenangi delapan pertandingan terakhir mereka di La Liga dan juga berhasil mencetak 30 gol serta hanya kebobolan lima kali saja. Trio penyerang mereka, 'BBC' alias Gareth Bale, Karim Benzema, dan Cristiano Ronaldo, memiliki performa yang lebih baik dibandingkan dengan trio 'MSN' untuk saat ini.
Tapi dalam empat pertandingan terakhir di La Liga, mereka masih harus bertandang sebanyak tiga kali. Secara jadwal, mereka juga memiliki lawan terberat dibanding dengan lawan-lawan Barça dan Atléti.
Tapi di balik itu semua, ada anggapan umum jika Real Madrid akan lebih memilih untuk fokus di Liga Champions dan merajai Eropa saja. Mereka mendapatkan Manchester City sebagai lawan mereka di semifinal. Toh, apapun yang terjadi, juara maupun tidak juara La Liga, Real Madrid sepertinya akan tetap lolos ke Liga Champions musim depan.
Prediksi
Posisi kini
|
Tim
|
Poin kini |
Partai 1
|
Partai 2
|
Partai 3
|
Partai 4
|
Prediksi poin akhir
|
Prediksi posisi akhir
|
1 |
Barca |
79 |
Sporting
Gijón (H)
|
Real
Betis (A)
|
Espanyol (H)
|
Granada (A)
|
91 |
1
|
2 |
Atlético |
79 |
Málaga (H)
|
Rayo
Vallecano (H)
|
Levante (A)
|
Celta
Vigo (H)
|
91 |
2
|
3 |
Madrid |
78 |
Rayo
Vallecano (A)
|
Real
Sociedad (A)
|
Valencia (H)
|
Deportivo
La Coruña (A)
|
90 |
3
|
Pertandingan dinihari tengah pekan ini sangat berpengaruh untuk persaingan gelar juara La Liga Spanyol. Yang terjadi adalah sesuai prediksi, ketiganya berhasil memenangkan seluruh pertandingan krusial tersebut.
Sekarang, bahkan peringkat keempat yang diisi oleh Villareal sudah terlalu jauh untuk mengejar ketiga kesebelasan di atas. Secara matematis, hanya Barcelona, Atlético, dan Real Madrid yang masih bisa menjadi juara, karena Villareal sudah ketinggalan 18 poin.
Sejujurnya Barcelona akan menjadi kesebelasan yang paling difavoritkan juara. Selain melihat calon lawan-lawan mereka di depan, Barça juga tidak memiliki distraksi di Liga Champions seperti yang Atlético dan Real Madrid miliki. Hal ini sangat berpengaruh untuk fisik mereka. Luis Enrique pastinya sudah paham betul akan hal ini, sehingga mereka akan fokus 100% di La Liga.
{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }
Posting Komentar