Inflamasi adalah reaksi tubuh terhadap invasi bahan infeksi, tantangan antigen atau bahkan cedera fisik. Yang terpengaruh oleh noksi, dapat berupa noksi fisika dan kimia. Noksi fiska misalnya suhu tinggi, cahaya radiasi sinar X dan radium. Asam kuat, basa kuat dan racun termasuk noksi kimia.
Kerusakan sel akibat adanya noksi akan membebaskan berbagai mediator atau substansi radang lain seperti histamin, bradikinin, karidin, serotonin, prostaglandin, leukotrien, dan sebagainya.
Jahe memiliki tradisi historis yang panjang dalam berbagai iklim panas sebagai bahan tambahan pangan. Seperti banyak rempah-rempah lain yang digunakan pada makanan, jahe memiliki aktivitas antibakteri yang kuat melawan bebereapa patogen yang ditimbulkan oleh makanan.
Secara tradisional jahe telah menjadi tanaman utama yang dipilih untuk menyembuhkan masuk angin dan flu. Tanaman ini sangat berguna dalam pengertian bahwa jahe aman bila digunakan dalam jumlah besar. Kenyataaan yang relatif tidak dikenal adalah bahwa aksi antitusif jahe dapat menyaingi aksi yang diberikan oleh codein dan aksi ekspektoran dan antihistaminnya yang kuat juga membantu mencairkan lendisr bronkial dan mengankatnya keatas dan keluar dari sistem pernapasan. Ini membuatnya sebagai tanaman obat yang sempurna untuk mengatasi infeksi saluran pernapasan atas.Jahe dapat meredakan rasa nyeri, merangsang aktivitas kekebalan, mengurangi peradangan dan merangsang keluarnya keringat dan dengan demikian membantu menurunkan panas yang menyertai sakit demam (Green, 2005).
Berdasarkan informasi tersebut, peneliti tertarik untuk menguji efek antiinflamasi dari rimpang jahe terhadap tikus putih yang diinduksi dengan karagenan 1%, dengan obat pembanding indometasin.
{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }
Posting Komentar