Keefektifan Model Pembelajaran Inquiry

Bookmark and Share

  1. Guru mengharapkan siswa dapat menemukan sendiri njawaban dari permasalahan yang ingin dicapai. Dengan demikian dalam modelm inquiry, penguasaan materi pembelajaran bukan sebagai tujuan utama pembelajaran, akan tetapi yang lebih dipentingkan adalah proses belajar.
  2. Jika bahan yang diajarkan tidak berbentuk fakta atau konsep yang sudan jadi, akan tetapi sebuah kesimpulan yang perlu pembuktian.
  3. Jika proses pembelajaran berangkat dari rasa ingin tahu siswa terhadap sesuatu.
  4. Jika guru bakan mengajar pada kelompokm siswa yang rata-rata memiliki kemauan dan kemampuan berpikir. Model inquiry akan kurang berhasil diterapkan kepada siswa yang kurang memiliki kemampuan untuk berpikir.
  5. Jika jumlah siswa yang belajar tidak trlalu banyak sehingga dapat dikendalikan guru.
  6. Jika guru memiliki waktu yang cukup untuk menggunakan pendekkatan yang berpusat pada siswa.

Dalam upaya menanamkan konsep tidak cukup hanya sekedar ceramah.Pembelajaran akan lebih bermakna jika siswa diberi kesempatan untuk tahu dan terlibat secara aktif dalam menemukan konsep dari fakta – fakta yang dilihat dari lingkungan dan bimbingan guru. 

Pada penelitian ini tahapan pembelajaran yang digunakan mengadaptasi dari tahapan pembelajaran inquiry yang dikemukaan oleh Eggen dan Kauchak (1996). Untuk menciptakan model inquiry, maka peranan guru sangat menentukan. Guru tidak lagi berperan sebagai pemberi informasi, sekalipun hal itu sangat diperlukan Peranan guru dalam menciptakan kondisi inquiry adalah sebagai berikut :
1.      Motivator, yang memberi rangsangan supaya siswa aktif dan bergairah berpikir.
2.      Fasilisator, yang menunjukkan jalan keluar jika ada hambatan dalam proses berpikir siswa.
3.      Penanya, untuk menyadarkan siswa arti kekeliruan yang mereka perbuat dan memberikan keyakinan pada diri sendiri.
4.      Administrator, yang bertanggung jawab terhadap seluruh keadaan di dalam kelas.
5.      Pengarah, yang memimpin kegiatan siswa untuk mencapai tujuan yang diharapkan.
6.      Manajer, yang mengelola sumber belajar, waktu, dan organisasi kelas.
7.      Rewaeder, yang memberi penghargaan pada prestasi yang dicapai siswa.

Untuk merangsang kegiatan berpikir peserta didik, maka perlu diketahui apa yang diketahui dan bagaimana cara siswa berpikir. Hanya dengan cara demekian dapat dikembangkan kemampuan berpikir dalam proses inquiry. Sering guru mengharapkan siswanya mengikuti cara berpikirnya sendiri, dan tidak sebaliknya guru mengikuti cara berpikir siswa. Supaya guru dapat melakukan peranannya secara efektif maka pengenalan kemampuan siswa samgat diperlukan, terutama cara berpikirnya, cara mereka menenggapinya, dan sebaliknya. 

Dalam model inquiry ini salah satu teknik yang paling diutamakan adalah teknik bertanya, dapat mengembangkan kemampuan berpikir siswa dan memotivasi mereka untuk mencapai tujuan pembelajaran. Dalam model inquiry ini salah satu yang paling diutamakan adalah teknik bertanya, dapat mengembangkan kemampuan berfikir siswa dan memotivasi mereka untuk mencapai tujuan pembelajaran.

{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }

Posting Komentar