Contoh berbisnis oleh Rasulullah SAW

Bookmark and Share

 
 
Sahabat MES, sesaat lagi Kita akan Kultwit ttg "Kehidupan Perekonomian Rasulullah". Let's Discuss tweeps :) Kultwit Edisi kali ini terinspirasi dr Artikel Achmad Gozali di Majalah Sharing Edisi Maret 2012 .Sebelum mulai Kultwitnya, FYI, Kultwit MES akan berlangsung setiap hr Rabu dan Jum'at. Langsung Kita mulai ya Kultwitnya :)

Sedikit bercermin pd sejarah, Kita akan Mengulas ttg Kehidupan Perekonomian Rasulullah. Mengapa Kita perlu bercermin pada kehidupan ekonomi beliau? Rasulullah pnh mengalami kondisi kaya raya, biasa saja, sampai masa tersulitnya sekalipun. Yang perlu Kita contoh bukanlah kekayaannya, maupun kemiskinannya. Namun sikap beliau terhadap harta, baik dlm kondisi kaya raya, maupun dalam kondisi sulit. Rasulullah terkenal sebagai pedagang yg ulung semasa hidupnya. Di usia 12, Muhammad kecil sudah mulai 'Magang' dgn ikut pamannya (Abu Thalib) berdagang sampai keluar negeri. Muhammad kala itu ingin belajar hidup mandiri dan tidak manja/bergantung pd pamannya. 
 
Selepas remaja, di usia 17 Rasul memutuskan untuk hidup mandiri dan memulai bisnisnya sendiri kala itu. Muhammad remaja sadar bhw pamannya memiliki kebutuhan yg semakin banyak u/ keluarganya. Muhammad memulai bisnisnya dg mjd Mudharib dr para pemodal dan org2 kaya di Mekkah pd saat itu. Kepiawaiannya dlm berdagang dan kejujurannya, membuat Muhammad Remaja dijuluki Al-Amin (yg terpercaya). Tdk hny di Mekkah Muhammad terus ekspansi bisnisnya keluar negeri sehingga menghasilkan keuntungan yg besar. Muhammad berhasil memuaskan para Shahibul Mal dg menyetorkan keuntungan yg tidak sedikit. 
 
Hal ini membuat kagum slh seorang Shahibul Mal nya yg bernama Khadijah. Bonus pun diberikan padanya. Di usia 25 beliau telah mapan dan menikahi Khadijah dg mahar setara Rp 500jt. Kemapanan bisnisnya membuat Muhammad tdk perlu lagi berbisnis dg tangannya sendiri. Di usia 37, Muhammad sudah tdk berdagang lg tetapi mjd Shahibul Mal bagi para pedagang di Mekkah. Pada saat itu, fokus beliau lebih kepada masalah moral dan sosial ekonomi masyarakat.Beliau lebih banyak menghabiskan waktunya u/ berkontemplasi di Gua Hira. Pasca diangkat mjd Rasul di usia 40, Beliau fokus pada dakwah dan memutuskan u/ hijrah ke Madinah. 
 
Rasul pernah ditawari harta berlimpah agar meninggalkan dakwah islam tetapi ditolaknya mentah2. Harta bukanlah tujuan hidupnya, tetapi kekuatan finansial TETAP HARUS DIMILIKI agar bs mandiri dan berbagi.

Di Madinah, pasar dibangun sblh Masjid. Hal ini menandakan selain ibadah, mslh ekonomi jg harus diperhatikan. Sblm pasar dibuka, para Sahabat bkn sibuk promosi dan launching produk tetapi Rasul meminta mrk u/ bertaubat. Karena Taubat adalah salah satu pintu rezeki. Bagi Rasul yg penting bukanlah anyaknya harta, tetapi keberkahan harta. Keberkahan harta adalah seberapa besar manfaat yg bisa diberikan dari harta tersebut.
 
Beliau pnh Shalat membelakangi harta rampasan perang tnp terusik sedikitpun. Seusai Shalat, beliau bagi2kan harta tsb kpd para kepala suku di Arab sampai habis. Hal ini ternyata mjd salah satu jalan dakwah, kepala2 suku tsb terkesima dgn sikap Rasulullah yg dermawan. Diajaknya seluruh sukunya u/ memeluk Islam stlh melihat teladan dr Sang Pembawa Risalah. 
 
Begitulah cerita singkat kehidupan ekonomi Rasul Kita tercinta, Nabi Muhammad SAW. Magang di usia 12, Mandiri di usia 17, Mapan di usia 25, Dan pensiun muda di usia 37. Subhanallah. Semoga dapat mjd inspirasi dan motivasi bagi Kita semua ya tweeps :)

Lihat yg lebih 'menarik' di sini !

{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }

Posting Komentar