Secara garis besar, persoalan dalam psikologi kepribadian itu berkisar di sekitar dua persoalan pokok, yaitu: menentukan apakah kepribadian itu dan usaha untuk mengukur apa yang telah ditentukan itu. Usaha-usaha untuk memecahkan persoalan yang pertama menghasilkan berbagai macam konsep dan teori tentang kepribadian, sedangkan usaha untuk memecahkan persoalan yang kedua menghasilkan berbagai alat atau tes untuk mengungkapkan atau mengukur kepribadian (Suryabrata, 2000). Apabila seseorang ingin mempelajari masalah kepribadian maka yang akan dijumpainya bukan hanya satu teori saja, melainkan bermacam-macam teori tentang kepribadian. Untuk mempermudah pemahaman maka dari sekian banyak teori tentang kepribadian tersebut dilakukan penggolongan-penggolongan. Banyaknya teori yang berusaha mencapai pemahaman tentang masalah kepribadian ini juga mempengaruhi banyaknya definisi tentang kepribadian (Suryabrata, 1998).
Menurut Allport (dalam Sahrah,1990), dalam studi psikologi kepribadian ada empat pertanyaan dasar yang penting, yaitu: Pertama, apakah yang membuat individu-individu yang berbeda memiliki kesamaan dalam situasi yang sama. Kedua, apakah yang membuat individu-individu yang berbeda dalam situasi yang sama berperilaku secara berbeda. Ketiga, apakah yang membuat seseorang berperilaku sama dalam situasi yang berbeda-beda. Keempat, apakah yang membuat setiap orang unik satu dengan yang lainnya. Pertanyaan yang pertama sangat erat kaitannya dengan tujuan ilmu psikologi secara umum, yaitu untuk memahami, memprediksikan mengontrol perilaku individu di dalam lingkungannya. Pertanyaan yang kedua memfokuskan pada pengamatan perbedaan perilaku dari individu yang berbeda dalam situasi yang sama (individual deferences). Pertanyaan yang ketiga menunjuk pada keajegan kepribadian, bahwa kualitas personal tidak berubah dari situasi yang satu ke situasi yang lain, sedangkan pertanyaan yang keempat mengisyaratkan bahwa studi-studi kepribadian ingin menemukan karakteristik yang membedakan individu yang satu dengan yang lainnya. Masing-masing teori akan menjawab keempat pertanyaan tersebut secara berlainan menurut latar belakang teori yang dianutnya, karena itu sangat besar kemungkinannya teori yang berbeda akan mendefinisikan arti kepribadian secara berbeda pula.
Berikut ini akan dipaparkan beberapa pengertian kepribadian yang telah dinyatakan oleh beberapa ahli psikologi, meskipun tidak semua batasan kepribadian dapat diakomodasikan di sini. Allport menyatakan bahwa kepribadian
adalah organisasi dinamis dalam individu sebagai sistem psikofisis yang menentukan caranya yang khas dalam menyesuaikan diri terhadap lingkungannya (dalam Suryabrata, 1998). Bischof (1970) menyatakan bahwa kepribadian dapat dilihat sebagai integrasi dari aspek-aspek kognitif, afektif, konatif dan karakteristik fisik individu seperti yang diperlihatkan dalam hubungannya dengan
orang lain. Kepribadian merupakan motif perilaku atau sistem berprilaku.
Sementara itu, Atkinson (1996) memberikan batasan kepribadian sebagai pola perilaku dan cara berpikir yang khas, yang menentukan penyesuaian diri individu terhadap lingkungan. Eysenck (dalam Suryabrata, 1998) memberikan definisi kepribadian sebagai keseluruhan pola perilaku baik yang aktual maupun potensial dari organisme yang ditentukan oleh pembawaan lingkungan. Menurut Cattel (dalam Hall dan Lindzey, 1999) kepribadian dipandang sebagai suatu hal yang dapat memungkinkan prediksi tentang apa yang akan dilakukan individu dalam situasi tertentu berkenaan pada perilaku yang menyeluruh baik perilaku yang tampak atau tidak tampak.
Berdasarkan beberapa batasan kepribadian yang telah dipaparkan di atas, berikut ini akan dipaparkan pula beberapa kesimpulan berkaitan dengan pengertian kepribadian. Pertama, kepribadian bukan hanya berkaitan dengan masalah kejiwaan saja, melainkan berkaitan juga dengan masalah kognitif, afektif,
konatif yang terintegrasi ke dalam kesatuan kepribadian yang nampak dalam perilaku seseorang. Kedua, kepribadian mengandung tendensi determinasi yang ikut memainkan peranan yang aktif dalam tingkah laku individu. Personality is what lies behind specific acts and within the individual (Allport, dalam Suryabrata, 1998). Ketiga, kepribadian ikut menentukan keunikan atau kekhasan individu yang satu dengan individu yang lainnya. Tidak ada dua orang yang benar-benar sama dalam caranya menyesuaikan diri terhadap lingkungan, jadi dengan demikian berarti tidak ada dua orang yang mempunyai kepribadian yang sama persis. Keempat, kepribadian mengantarai individu dengan lingkungannya.
Setiap individu pasti berinteraksi dan berusaha beradaptasi dengan lingkungannya, kepribadian ini berperan sebagai sesuatu yang mempunyai fungsi atau arti adaptasi dan menentukan (Suryabrata, 1998). Berdasar hal ini, diketahui bahwa perilaku seseorang dalam berinteraksi dengan lingkungannya (baik lingkungan fisik atau psikologis) sangat dipengaruhi oleh kepribadiannya. Hal ini sejalan dengan apa yang dinyatakan oleh Sahrah (1988), bahwa dalam kehidupan sehari-hari individu mempunyai kebebasan untuk memilih situasi kehidupan di mana mereka berada, hal ini sangat dipengaruhi dan disesuaikan dengan kepribadiannya. Hall dan Lindzey (1978) juga menyatakan hal yang sepadan, yaitu kepribadian dapat dipandang sebagai ketrampilan sosial, yaitu kepribadian berkaitan dengan kemampuan dalam memilih reaksi-reaksi terhadap bermacam-macam respon dan dalam berbagai situasi.
Berdasarkan penjelasan ini, penulis menyimpulkan bahwa kepribadian menempati posisi yang punya peranan penting dalam kehidupan seseorang. Reaksi individu terhadap lingkungan dan perilakunya ternyata dipengaruhi oleh kepribadiannya
Jung dan esysenck (dalam Phares, 1984) membedakan dua jenis tipe kepribadian, yaitu tipe kepribadian ekstrovert dan introvert. Secara umum orang yang bertipe kepribadian ekstrovert memiliki tingkat toleransi yang lebih tinggi terhadap tekanan dalam kehidupan sehari-hari, dan memiliki banyak cara dalam menyelesaikan masalahnya, memiliki sifat yang terbuka sehingga lebih dapat mengekspresikan perasaannya dengan lebih baik. Sebaliknya orang yang bertipe kepribadian introvert memiliki tingkat toleransi yang lebih rendah terhadap tekanan, kecemasan yang dimiliki orang yang bertipe kepribadian introvert lebih tinggi terutama bila mereka dihadapkan pada persoalan yang berat, mereka juga memiliki sifat yang pasif sehingga membuat mereka sulit untuk mengekspresikan perasaannya.
{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }
Posting Komentar