Poerwadarminta (1986) dalam kamus Besar Bahasa Indonesia menyatakan bahwa pengertian perilaku asertif, yaitu suatu perbuatan atau cara menjalankan sesuatu.
Bila ditinjau dari komponen yang dikemukakan Azwar (1992) yaitu terdiri dari kognitif, afektif dan konatif, maka setiap individu akan bersikap terhadap suatu objek sikap berdasarkan pikirannya (kognitif) yang kemudian akan dinilai apakah sesuai dengan perasaan (afektif) dan selanjutnya akan dilakukan tindakan (konatif) terhadap objek sikap tersebut. Menurut Smith (dalam Rakos.1990) menyatakan bahwa perilaku asertif merupakan hak setiap individu untuk menentukan sikap, pemikiran dan emosi yang dilandasi rasa tanggung jawab atas segala hasil serta akibat tersebut bagi individu itu sendiri.
Gunarsa (1992) menyatakan bahwa perilaku asertif adalah perilaku antar pribadi (interpersonal behaviour) yang melibatkan aspek kejujuran, keterbukaan pikiran dan perasaan. Perilaku asertif ini ditandai dengan adanya kesesuaian sosial dan seseorang yang mampu berperilaku asertif akan mempertimbangkan perasaan dan kesejahteraan orang lain. Selain itu, kemampuan dalam perilaku asertif menunjukkan adanya kemampuan untuk menyelesaikan diri dalam hubungan antar pribadi.
Lazarus (dalam Rakos,1990) adalah tokoh yang pertama sekali mendefinisikan perilaku asertif, yang mengatakan bahwa perilaku asertif adalah cara individu dalam memberikan respon dalam situasi sosial, yang berarti sebagai kemampuan individu untuk mengatakan tidak, kemampuan untuk menanyakan dan meminta sesuatu, kemampuan untuk mengungkapkan perasaan positif ataupun negatif, serta kemampuan untuk mengawali kemudian melanjutkan serta mengakhiri percakapan. Selain itu perilaku asertif merupakan akibat adanya kebebasan emosional, yang meliputi pengetahuan akan hak-hak dan kemudian memperjuangkannya tanpa perasaan cemas terhadap orang lain.
Master dan Rim (dalam Rakos, 1990) mengatakan bahwa perilaku asertif merupakan perilaku interpersonal antar pribadi yang melibatkan kejujuran dengan pernyataan relatif dan pikiran dan perasaan secara tepat dalam situasi sosial dimana perasaan dan pikiran orang lain ikut dipertimbangkan. Kesemua definisi ini menitikberatkan pada ungkapan emosi sebagai faktor utama dalam perilaku asertif.
Alberti dan Emmons (2001) mengatakan bahwa perilaku asertif merupakan pernyataan diri yang positif, dengan tetap menghargai orang lain. Sehingga akan dapat meningkatkan kepuasan kehidupan pribadi serta kualitas hubungan dengan orang lain.
Perilaku asertif merupakan kemampuan seseorang untuk dapat menyampaikan atau merasa bebas untuk mengemukakan perasaan dan pendapatnya, serta dapat berkomunikasi dengan semua orang.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa perilaku asertif adalah perilaku antar pribadi yang menyangkut ekspresi yang tepat, jujur, terbuka, mempunyai sikap yang tegas, positif dan mampu bersikap netral serta dapat mengutarakan akan sesuatu objektif tanpa menyinggung perasaan orang lain.
Next....
Next....
{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }
Posting Komentar