Faktor–faktor yang mempengaruhi perilaku asertif menurut beberapa ahli seperti Allport (dalam Suryabrata, 1988), Fukuyama dan Greenfield (1993), Bidulp (1992), dan Maslow (dalam Goble,1987) adalah sebagai berikut :
a. Kepribadian
Allport (dalam Suryabrata, 1988) mengatakan bahwa kepribadian ialah organisasi dinamis dalam diri Individu sebagai sistem psikofisis yang menentukan caranya yang khas dalam menyesuaikan diri terhadap lingkungan. Kepribadian yang dimiliki seseorang juga mempengaruhi perilaku asertif dalam berinteraksi dengan individu lain di lingkungan sosial.
Allport (dalam Suryabrata, 1988) mengatakan bahwa kepribadian ialah organisasi dinamis dalam diri Individu sebagai sistem psikofisis yang menentukan caranya yang khas dalam menyesuaikan diri terhadap lingkungan. Kepribadian yang dimiliki seseorang juga mempengaruhi perilaku asertif dalam berinteraksi dengan individu lain di lingkungan sosial.
b. Jenis Kelamin
Fukuyama dan Greenfield (1993) mengatakan bahwa pria lebih asertif dibandingkan wanita. Perbedaan perilaku asertif ini terutama jika berada dalam suatu kelompok.
c. Sikap Orang Tua
Bidulp (1992) mengatakan bahwa orang tua yang agresif maupun pasif tidak akan menghasilkan anak yang asertif dalam perkembangan kepribadian anak tersebut. Sebaliknya, orang tua yang tegas atau asertif besar kemungkinan bahwa anak-anaknya berprilaku asertif, sebab orang tua yang asertif selalu terbuka, mantap dalam bertindak, penuh kepercayaan diri dan tenang dalam mendidik anak–anak. Maslow (dalam Goble, 1987) mengatakan bahwa cara mengasuh anak yang disarankan ialah pemberian kebebasan dangan batas– batas yang fleksibel, artinya orang tua harus memikirkan sampai dimana batas batas dalam mengontrol anak. Orang tua yang ingin berhasil perlu mengetahui kapan mengatakan ya dan kapan mengatakan tidak. Ada saatnya orang tua harus bersikap keras tegas dan berani sehingga anak dapat mencontoh perilaku orang tuanya, sehingga membentuk anak menjadi asertif. Selain itu perilaku tidak asertif sering terjadi dikarenakan orang tua terlalu menekankan pada anak untuk lebih mengutamakan kepentingan orang lain di atas kepentingan sendiri.
d. Pendidikan
Hadjam (1998) mengatakan bahwa lingkungan pendidikan mempunyai andil yang cukup besar terhadap pembentukan perilaku, khususnya perilaku asertif. Pendidikan mempunyai tujuan untuk menghasilkan individu yang mudah menerima dan menyesuaikan diri terhadap perubahan–perubahan, lebih mampu untuk menghasilkan individu yang mudah menerima dan menyesuaikan diri terhadap perubahan–perubahan, lebih mampu untuk mengungkapkan pendapatnya, memiliki rasa tanggung jawab dan lebih berorientasi ke pendapatnya, memiliki rasa tanggung jawab dan lebih kemasa depan.
e. Kebudayaan
Thoha (1993) mengatakan bahwa kebudayaan dan lingkungan masyarakat tertentu merupakan salah satu faktor yang kuat dalam mempengaruhi sikap, nilai dan cara individu berperilaku.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa proses pembentukan perilaku asertif ditentukan oleh faktor kepribadian masing–masing individu, jenis kelamin, sikap orang tua terhadap anak–anaknya, pendidikan individu itu sendiri dan kebudayaan dimana individu itu berada.
{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }
Posting Komentar