Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan. Untuk mewujudkan sikap menjadi suatu perbuatan yang nyata diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan, antara lain adalah fasilitas.
Disamping faktor fasilitas, juga diperlukan faktor dukungan dari pihak lain. Praktek ini mempunyai beberapa tingkatan :
a. Persepsi (perception)
Mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan tindakan yang akan diambil adalah merupakan tindakan prektek tingkat pertama. Misalnya, seorang ibu dapat memilih makanan yang bergizi tinggi bagi anak balitanya.
b. Respon terpimpin (guided response)
Dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar dan sesuai dengan contoh adalah merupakan indicator praktek tingkat dua. Misalnya, seseorang ibu dapat memasak sayur dan benar, mulai dari cara mencuci dan memotong– motongnya, lainnya memasak, menutup pancinya, dan sebagainya.
c. Mekanisme (mecanism)
Praktik mekanisme yaitu dimana seseorang mampu melakukan sesuatu dengan secara otomatis. Misalnya seorang anak menggosok gigi setelah makan tanpa diatur oleh orang lain.
d. Adopsi (adoption)
Adopsi adalah suatu praktek atau tindakan yang sudah berkembang dengan baik. Artinya tindakan itu sudah dimodifikasi tanpa mengurangi kebenaran tindakan tersebut. Misalnya seorang anak mampu menggosok gigi secara rutin dengan teknik - teknik yang benar.
Teori hubungan pengetahuan dengan tindakan
Teori Laureen Green dalam Notoadmodjo (2010) menyatakan bahwa pengetahuan merupakan faktor predisposisi dalam mewujudkan suatu perilaku seseorang. Sedangkan Bloom dalam Notoadmodjo (2010) menyatakan bahwa pengetahuan merupakan faktor perilaku artinya dalam mewujudkan prilaku pengetahuan memegang peranan penting. Hal ini semakin tinggi pengetahuan seseorang semakin baik seseorang melakukan tindakan/prilaku.
<<--Previous Next-->>
{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }
Posting Komentar