Jenis-jenis Abortus Spontan

Bookmark and Share


a. Abortus Kompletus (keguguran lengkap)
artinya seluruh hasil konsepsi dikeluarkan (desidua dan fetus), sehingga rongga rahim kosong. (Mochtar, 1998).
Arbotus komplet adalah suatu keadaan keluarnya hasil konsepsi secara keseluruhan pada kehamilan kurang dari 20 minggu dan biasanya ostium uteri internum sudah menutup serta uterus jauh mengecil. Untuk memastikan hal ini, kita dapat melihat hasil konsepsi yang sudah keluar untuk menilai lengkap atau tidaknya. (Yulaikhah, 2009)
Penanganan
1.      Tidak perlu proses evakuasi, karena hasil konsepsi telah keluar semua
2.      Lakukan observasi untuk melihat adanya perdarahan banyak.
3.      Pastikan untuk tetap memantau kondisi ibu setelah penanganan.
4.      Jika terjadi anemia sedang, berikan tablet sulfas ferosus 600 mg/hari selama 2 minggu. Jika anemia berat, lakukan rujukan untuk mendapatkan transfusi darah.
5.      Konseling asuhan pasca keguguran dan lakukan pemantauan lanjutan
6.      Konseling kontrasepsi
           
a.       Abortus Inkompletus (Keguguran Bersisa)
Hanya sebagian dari hasil konsepsi yang dikeluarkan,yang tertinggal adalah desidua atau plasenta.(Mochtar, 1998).
Abortus inkompletus adalah perdarahan dari uterus pada kehamilan kurang dari 20 minggu disertai keluarnya sebagian hasil konsepsi  (sebagian tertinggal di dalam uterus) dan dapat menimbulkan perdarahan yang kadang-kadang menyebabkan syok.(Yulaikhah, 2009).
Penanganan
1.      Jika perdarahan tidak seberapa banyak dan kehamilan kurang dari 16 minggu, evakuasi dapat dilakukan secara digital untuk mengeluarkan hasil konsepsi yang keluar melalui serviks. Jika perdarahan berhenti, beri ergometrin 0,2 mg IM  atau misoprostol 400 mcg per oral
2.      Jika kehamilan lebih dari 16 minggu:
a.       Berikan infus oksitosin 20 unit dalam 500 ml cairan IV (NaCl atau RL) dengan kecepatan 40 tetes per menit sampai terjadi ekspulsi hasil konsepsi
b.      Evakuasi sisa hasil konsepsi yang tertinggal di dalam uterus
3.      Nilai kadar hemoglobin untuk menilai adanya anemia
4.      Pantau kondisi ibu setelah penanganan
b.      Abortus insipiens
Menurut Yulaikhah, (2009)
Perdarahan ringan hingga sedang pada kehamilan muda dengan hasil konsepsi yang masih berada pada kavum uteri. Kondisi ini menunjukkan proses abortus sedang berlangsung dan akan berlanjut menjadi abortus inkomplet atau komplet.
Penanganan
1.      Jika terjadi pada usia kurang dari 16 minggu, lakukan evakuasi untuk pengeluaran hasil konsepsi dari uterus.
2.      Jika terjadi pada usia kehamilan lebih dari 16 minggu :
a.       Tunggu ekspulsi spontan hasil konsepsi, kemudian evakuasi sisa-sisa hasil konsepsi
b.      Jika perlu, lakukan infus 20 unit oksitosin dalam 5oo ml cairan IV (NaCl atau RL) dengan kecepatan 40 tetes per menit untuk membantu ekspulsi hasil konsepsi
c.       Pantau kondisi ibu setelah penanganan.
            d.  Abortus Iminens
Terjadi perdarahan bercakyang menunjukkan ancamanterhadap kelangsungansuatu kehamilan.dalam kondisi seperti ini, kehamilan masih mungkin berlanjut atau dipertahankan. (Yulaikhah, 2009)
Menurut Asrinah, (2010) penanganan abortus iminens adalah :
1.      Istirahat baring yang merupakan unsur terpenting karena menyebabkan peningkatan aliran darah ke uterus dan berkurangnya rangsangan mekanis.
2.      Fenobarbital 3x30 mg dapat diberikan untuk menenangkan penderita.


e. Missed Abortion
Adalah keadaan dimana janin sudah mati, tetapitetap berada dalam rahim dan tidak dikeluarkan selama 2 bulan atau lebih. Gejalanya dijumpai amenoria, perdarahan sedikit-sedikit yang berulang pada permulaannya, serta selama observasi fundus tidak bertambah tinggi, gejala-gejala kehamilan menghilang, reaksi kehamilan menjadi negatif 2 - 3 minggu sesudah fetus mati. Pada pemeriksaan dala serviks tertutup dan ada darah sedikit. (Mochtar, 1998).
Penanganan
Rujuk ke dokter untuk penanganan dengan kuretase. (Yulaikhah, 2009)
            f. Abortus Habitualis
     Keadaan keguguran yang dialami wanita berturut-turut 3 kali atau lebih. (Yulaikhah, 2009).
Etiologi abortus ini adalah kelainan genetik (kromosomal), kelainan hormonal (imunologik), dan kelainan anatomis. Penanganan abortus habitualis bergantung pada etiologinya. Pada kelainan anatomi, mungkin dapat dilakukan operasi Shirodkar atau MC Donald(. Martaadisoebrata, 2005)
            g. Abortus Infeksiosus dan Abortus Septik
  Abortus infeksiosus adalah keguguran disertai infeksi genital. Abortus septik adalah keguguran disertai infeksi berat dengan penyebaran kuman ke dalam peredaran darah ( Mochtar, 1998). Adapun diagnosanya adalah :
1.      Adanya abortus, amenorea, perdarahan keluar jaringanyang telah ditolong diluar rumah sakit
2.      Pemeriksaan : kanalis servikalis terbuka, teraba jaringan, perdarahan dan sebagainya.
3.      Tanda-tanda infeksi alat genital : demam, nadi cepat, perdarahan berbau, uterus besar dan lembek, nyeri tekan, lekositosis
4.      Pada abortus septik : kelihatan sakit berat, panas tinggi, menggigil, nadi kecil dan cepat, tekanan darah turun sampai syok, perlu observasi apakah ada pervorasi atau akut abdomen.
Penanganan
1.      Bila perdarahan banyak, berikan transfusi darah dan cairan yang cukup
2.      Berikan antibiotika yang cukup dan tepat (lakukan pemeriksaan pembiakan dan uji kepekaan obat) : berikan suntikan suntikan streptomisin 500 mg setiap 12 jam atau antibiotika spektrum luas lainnya
3.      24 sampai 48 jam setelah dilindungi dengan antibiotika atau lebih cepat bila terjadi perdarahan banyak : lakukan dilatasi dan kuretase untuk mengeluarkan hasil konsepsi.
4.      Infus dan pemberian antibiotika diteruskan menurut kebutuhan dan kemajuan penderita
5.      Pada abortus septik terapi dilakukan dengan sama, hanya dosis dan jenis yang tepat sesuai dengan hasil pembiakan dan uji kepekaan kuman
6.      Tindakan operatif, melihat jenis komplikasi dan banyaknya perdarahan ; dilakukan bila keadaan umum membaik dan panas turun.

{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }

Posting Komentar